Radikal bebas adalah suatu molekul oksigen dengan atom yang pada orbit terluarnya memiliki elektron yang tidak berpasangan, sangat reaktif dan secara terus-menerus diproduksi dalam tubuh. Karena kehilangan pasangannya, molekul tersebut menjadi tidak stabil, liar, radikal dan akan terus berusaha mencari pasangan elektron, tetapi dengan cara radikal. Aktifilas radikal bebas tersebut berakibat destruktif bagi molekul sel lain, yang elektronnya dirampas sehingga menimbulkan reaksi berantai yang menyebabkan radikal bebas yang terbentuk semakin banyak, Radikal bebas dapat merusak molekul-molekul makro pembentuk sel seperti protein, karbohidrat dan DNA.
Radikal bebas bertindak sebagai oksidan yang menunggu untuk mentransferkan oksigen ke molekul lain. Kemampuan radikal bebas untuk mengoksidasi molekul didekatnya dapat menimbulkan reaksi berantai yang memicu kerusakan sel, Keadaan ini berakibat timbulnya kanker, radang, kerusakan pembuluh serta penyakit degeneratif seperti kanker, jantung, diabetes, alzheimer, parkinson dan katarak.
Untuk meminimalkan atau mencegah bertambahnya jumlah radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh, diperlukan zat yang dapat menghalau radikal bebas tersebut, misalnya antioksidan Klorofil yang merupakan salah satu jems senyawa antioksidan dan yang dapat mencegah oksidasi yang berlebihan dalam tubuh serta memerangi aktifitas radikal bebas dalam tubuh. Reaktifitas radikal bebas juga dapat merusak semua tipe molekul seluler, termasuk protein, karbohidrat, lemak dan juga asam nukleat pembentuk DNA. Klorofil menjaga kestabilan dan menghalangi kemusnahan DNA dalam sel, sebab klorofil kaya dengan nutrisi dan penyumbang oksigen yang dapat menetralkan radikal bebas serta menggagalkan aktifitas radikal bebas dalam merusak set-sel tersebut. Klorofil juga kaya dengan ensim superoksida dismutase, yaitu ensim yang berfungsi sebagai antioksidan kuat dalam menetralkan aktifitas radikal bebas.
Kerusakan DNA juga bisa terjadi akibat adanya substansi karsinogen seperti aflatoksin terutama aflatoksin BI dimana kerusakan ini dapat dicegah dengan mengkonsumsi klorofilin, yaitu salah satu senyawa turunan klorofil yang logam magnesium pada pusat porfirinnya dihilangkan. Percobaan pada manusia telah membuktikan bahwa kerusakan DNA oleh aflatoksin dapat dikurangi 55% dengan mengkonsumsi suplemen klorofilin sebanyak 100 mg 3 kali sehari selama 4 bulan. Jumlah ini (300 mg/hari) sebanding dengan jumlah klorofil yang terdapat dalam 1 ons bayam. Fakta epidemiologi juga membuktikan bahwa seseorang yang melakukan diet sayuran berwarna kuning sampai hijau akan terlindung dari efek karsinogen, aktifitas mutagenik, klastogenik serta genotoksik (Sarkar, 1994; Sarkar, 1996; Lea dan Leegood, 1999; Waladkhani, 1998). Radikal bebas juga dapat dihasilkan dari luar tubuh, misalnya dari polusi, pencemaran, bahan kimia makanan, radiasi ultraviolet dan ozon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar