Cedera atau luka adalah suatu kerusakan pada Struktur atau fungsi tubuh yang disebabkan oleh adanya suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi. Klorofil terbukti membantu penyembuhan berbagai macam luka diantaranya luka bakar (cedera yang diakibatkan oleh sesuatu yang panas), patah tulang (cedera pada tulang), memar (pendarahan di dalam tubuh, di kulit tampak berwarna kebiruan), serta luka pada kulit yang dapat mengakibatkan pendarahan / lecet.
Cara kerja klorofil
Selama Perang Dania 11, salep klorofil telah digunakan untuk mengobati luka, bahkan dapat bermanfaat ketika salep-salep antibiotik dan penisilin tidak efektif. Namun perlu diketahui bahwa klorofil tidak bekerja sebagai antibiotik kuat. Kemampuan klorofil dalam menyembuhkan luka terjadi karena kemampuan klorofil untuk mempercepat pembentukan jaringan yang menjadi dasar pada pertumbuhan jaringan baru pada luka.
Burgi (1930) menyatakan bahwa ekstrak hijau klorofil mempunyai efek merangsang pertumbuhan jaringan. Penelitian Burgi tersebut menunjukkan bahwa luka buatan pada kulit kelinci dan marmot dapat disembuhkan dengan klorofil. Klorofil memiliki kemampuan untuk mempercepat regenerasi jaringan dengan lebih cepat dibandingkan karoten dan xantofil. Penelitian lain menunjukkan salep klorofil atau larutan klorofil 0,2% dapat merangsang pertumbuhan jaringan penunjang sehingga mempercepat penyembuhan luka (Gahan dkk., 1943)). Smith dan Livingston (1943) mengkaji proses penyembuhan luka sebanyak 1.372 luka biasa dan luka bakar menggunakan 17 macam preparat. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa hanya preparat klorofil saja yang menunjukkan hasil terbaik. Kombinasi klorofil dan penisilin juga dapat menyembuhkan luka biasa dan luka bakar yang dipercepat 35% di atas penggunaan klorofil saja atau penisilin saja (Smith clan Livingston, 1945). Gruskin (1940) mengungkapkan bahwa larutan klorofil dapat mengatasi 1200 kasus infeksi dan luka seperti infeksi saluran tenggorokan, pernafasan, serambi jantung dan macam-macam luka.
Selain itu, klorofil juga memiliki kemampuan menyembuhkan infeksi telinga, hidung dan tenggorokan (Bowers, 1942). Penelitian yang dilakukan Goldberg (1943) dengan menyemprotkan klorofil pada rongga mulut dan di sela-sela gigi ternyata dapat menghentikan pendarahan gusi dan semakin menguatkan gigi geraham serta mempercepat tumbuhnya jaringan baru. Salep klorofil ternyata juga efektif dalam penyembuhan radang kulit setelah pengobatan kanker dengan menggunakan terapi radiasi (Holmes dan Mueller, 1943). Yoshida dkk. (1980) mengemukakan bahwa efek klorofil yang dapat memperlebar pembuluh darah dan meningkatkan jumlah fibroblas akan bermanfaat dalam proses penyembuhan luka akibat kencing manis, radang pankreas dan luka pada radang tenggorokan yang menyebabkan asma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar